Wednesday, February 27, 2013

Memilih Indukan Lobster yang unggul

Memilih bibit unggul dalam beternak apapun adalah hal yang paling penting sebelum proses pembibitan, seperti halnya juga memilih indukan lobster yang unggul akan menghasilkan anakan yang unggul juga, yang tumbuh cepat besar, sehat dan produktif untuk dijadikan calon indukan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih calon indukan lobster. Pertama jangan memilih indukan lobster yang sedarah atau inbreeding, karena akan menghasilkan anakan yang berkelamin ganda ( hermaprodite), dari segi penampilan fisik, pilihlah yang warnanya cerah, aktif, kelihatan sehat, dari usia minimal 6 bulan yang matang secara seksual, semakin tua usia indukan lobster semakin bagus, karena dari fisik semakin besar, semakin banyak menghasilkan jumlah telur, indukan bisa bertahan sampai usia 3-4 tahun dengan panjang bisa mencapai 20-25 cm. Untuk indukan betina pilihlah kepala yang lebih kecil dari badannya, dan untuk indukan jantan sebaliknya, pilih kepala yang lebih besar dari badannya.  Ciri selanjutnya untuk betina lubang kecil di tangkai kaki ke 2 dan ke 3, untuk jantan ada selang kecil di tangkai kaki ke 5.

Harga indukan di pasaran bervariasi ada yang mencapai Rp 750.000 per pasangnya,tapi  rata-rata 6 jantan dan 4 betina minimal Rp 320.000, ada juga yang menjual perpaket dengan aquarium sama indukannya, sehingga pembeli bisa langsung praktek untuk memulai membudidakayan lobster.


Dibawah ini salah satu contoh indukan yang kami punya, bagi anda yang berminat untuk memulai usaha budidaya bisa memesan indukan kepada kami. Bantar sari, km 6 dari pusat kota Tasikmalaya, tlpn 0265 335583

Tuesday, February 26, 2013

Menentukan lokasi dan infrastruktur Budidaya lobster air tawar

Untuk memulai usaha budidaya lobster, lokasi mempunyai peranan yang sangat penting, idealnya lokasi berada di sentra budidaya perikanan dan lobster, sumber pengairan yang bagus, tidak tercemar lingkungan , ada pasokan air sepanjang tahun, berada di dekat rumah kita agar dengan mudah terpantau. Bermacam-macam jenis kolam yang bisa digunakan untuk budidaya lobster air tawar, seperti kolam aquarium, kolam terpal, kolam semen,  kolam tanah. Untuk pemula yang tidak punya lahan bisa dimulai dengan memakai aquarium, mencari aquarium second hand atau bekas lebih jauh menghemat harga dibanding dengan bikin baru, tinggal kita menyekat menjadi beberapa sekat, gunanya agar lobster satu dengan yang lain tidak saling berkelahi.

Ada tips juga untuk bikin lahan yang lebih luas tapi lebih murah dari kolam semen, yaitu dekat kolam terpal atau karpet, hanya dengan modal 3 juta sudah bisa bikin satu kolam karpet, bahannya 9 buah karpet, lem, kayu dan bambu untuk menyekat, dan upah tenaga kerja.

Dibawah ini contoh kolam semen mulai dari pembuatan sampai jadi,yang sebelumnya bekas ternak udang galah, biaya pembikinan memang relatif besar, tapi untuk tarap pembesaran dan konsumsi sangat efektif karena lahan bisa disekat-sekat sesuai dengan keinginan kita, ukuran pembaudidayaan lobster pun bisa divariasikan agar bisa dipanen berjangka. Bawahnya kita plester juga pakai semen agar tidak ada rembesan air dan agar lobster tidak membikin lubang ke dasar kolam.




Monday, February 25, 2013

Budidaya Lobster Air Tawar dan Peluang Pasar Yang Terbuka Lebar










Bagi anda yang mempunyai jiwa wiraswasta dan tertantang untuk berbisnis dalam dunia perikanan, saya mau berbagi ilmu dan sedikit pengalaman dalam budidaya lobster air tawar. Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi negeri kita Indonesia yang merupakan negara kepulauan, dengan berbagai kekayaan biota laut yang cukup berlimpah, tetapi pemerintah Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan  pangan rakyat khususnya terhadap  protein hewani dari berbagai jenis ikan laut segar dan lezat yang kaya akan protein hewani dan omega 3 yang sangat bagus untuk tubuh dan perkembangan serta kecerdasan otak seperti tuna, kakap merah, bawal putih, udang, lobster laut, sarden, ikan salmon, dan lain sebagainya. Yang mayoritas kita konsumsi hanya ikan laut yang sudah di asin dan diawetkan yang sudah barang tentu kandungan vitaminnya dan kelezatannya berbeda dibanding dengan mengkonsumsi ikan laut segar. Sehingga kebutuhan protein hewani masyarakat berpindah ke protein ayam, bebek, sapi, domba dan kambing, yang lebih relatif mahal, tinggi kolesterol dan beresiko terkena penyakit unggas, sapi gila dan antrax. Begitu juga dalam produksi ikan tawar yang belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, keterbatasan lahan perikanan, sulitnya air bersih, dan tingginya biaya pakan menjadi hambatan bagi para petani perikanan.