Monday, February 25, 2013

Budidaya Lobster Air Tawar dan Peluang Pasar Yang Terbuka Lebar










Bagi anda yang mempunyai jiwa wiraswasta dan tertantang untuk berbisnis dalam dunia perikanan, saya mau berbagi ilmu dan sedikit pengalaman dalam budidaya lobster air tawar. Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi negeri kita Indonesia yang merupakan negara kepulauan, dengan berbagai kekayaan biota laut yang cukup berlimpah, tetapi pemerintah Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan  pangan rakyat khususnya terhadap  protein hewani dari berbagai jenis ikan laut segar dan lezat yang kaya akan protein hewani dan omega 3 yang sangat bagus untuk tubuh dan perkembangan serta kecerdasan otak seperti tuna, kakap merah, bawal putih, udang, lobster laut, sarden, ikan salmon, dan lain sebagainya. Yang mayoritas kita konsumsi hanya ikan laut yang sudah di asin dan diawetkan yang sudah barang tentu kandungan vitaminnya dan kelezatannya berbeda dibanding dengan mengkonsumsi ikan laut segar. Sehingga kebutuhan protein hewani masyarakat berpindah ke protein ayam, bebek, sapi, domba dan kambing, yang lebih relatif mahal, tinggi kolesterol dan beresiko terkena penyakit unggas, sapi gila dan antrax. Begitu juga dalam produksi ikan tawar yang belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, keterbatasan lahan perikanan, sulitnya air bersih, dan tingginya biaya pakan menjadi hambatan bagi para petani perikanan.







Berangkat dari kondisi yang ada, saya memberanikan diri untuk mencoba memulai budidaya lobster air tawar, dengan melihat berbagai keuntungan yang didapat, seperti peluang pasar yang masih terbuka baik didalam dan di luar negeri, hal ini pun diakui oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutarjo yang menyatakan tren usaha di bidang perikanan semakin rendah resiko (calculate risk), pelan tapi pasti. kelangkaan lobster laut yang masih tangkapan alam yang dielu-elukan oleh penggemarnya, padahal kelezatan lobster air tawar tidak kalah dengan lobster laut, malahan kandungan kolesterolnya lebih rendah dibanding dengan lobster air laut. Kemudian cara beternak lobster air tawar yang relatif cukup mudah, tidak perlu memerlukan banyak tahap dan tempat seperti budidaya ikan gurame, dengan resiko kematian yang rendah, biaya pakan yang murah tidak seperti ikan mas yang boros pakan, bahkan pakan lobster air tawar bisa ditekan sampai minimal karena bisa diselingi dengan pakan alam yang ada di sekitar kita, seperti keong mas, kulit singkong dan ganggang air.Dengan tingkat produksi yang cukup sering, hampir tiap dua minggu sekali indukan betina bertelur. Dan yang tak kalah pentingnya harga yang cukup menggiurkan di pasar, rata-rata Rp 100.000,- sampai Rp 150.000,- perkilogram ukuran lobster konsumsi isi 10-12 ekor perkilonya. Apalagi harga indukan super yang bagus bisa laku terjual seharga Rp 750.000,- sepasangnya. Sehingga kedepannya bisa menggantikan konsumsi lobster laut dan indonesia bisa menjadi swasembada ikan.

Kesepatan lain, sampai sekarang permintaan pasar dalam jumlah besar untuk lobster konsumsi belum terpenuhi, dua titik saling membutuhkan tapi tidak ketemu. Sebagian pembudidaya kesulitan mencari pasar, disisi lain permintaan tidak terpenuhi. Contoh dari pak Nico Kawara, pembudidaya Lobster dari Candi Gebang- Sleman, mengatakan permintaan lobster air tawar dari bali perbulannya 100 kg, tapi belum bisa terpenuhi. Begitu juga hal yang sama disampaikan oleh Pak Cuncun Setiawan, pemilik Bintaro Fish Center, dari Amerika sampai sekarang dalam jumlah besar masih ada tapi belum terpenuhi. Begitu juga dari Korea minta 500 kg perbulannya. Sumber dari majalah Trobos edisi April 2010.


Pada Page selanjutnya kita akan membahas tentang persiapan dan penentuan lahan, jenis-jenis kolam, sirkulasi air. memilih indukan, pembesaran, packaging dan pemasaran.

No comments:

Post a Comment